Jakarta(9/1) – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto minta Pemerintah bersungguh-sungguh memprioritaskan penggunaan produk inovasi dalam negeri sebagai salah satu alat penanggulangan Covid-19. Menurutnya, Pemerintah jangan omdo atau omong doang menjadikan produk inovasi anak bangsa sebagai alat utama penanggulangan Covid-19 tapi harus membuat kebijakan nyata agar produk tersebut benar-benar dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat.
Sebelumnya diketahui bahwa peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) dan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) berhasil membuat alat pendeteksi Covid-19 dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Produk peneliti UGM diberi nama GeNose sedangkan produk peneliti Unpad diberi nama Cepad. Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro dan Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhajir Effendy berjanji akan menjadikan kedua alat tersebut sebagai alat deteksi Covid-19 resmi. Untuk itu kedua kementerian tersebut akan membantu menawarkan kepada kementerian lain.
“Saya sangat setuju dan mendukung sekali kalau dua produk inovasi peneliti Indonesia ini ditetapkan menjadi alat deteksi resmi oleh pemerintah,” ujar Mulyanto.
Wakil Ketua FPKS DPR RI itu menambahkan memang sudah sepatutnya Pemerintah mengapresiasi capaian inovasi teknologi dalam negeri dalam hal penanggulangam Covid-19. Salah satu caranya dengan membeli produk inovasi tersebut.
“Kalau tidak ada yang beli maka tidak akan diproduksi, kalau sudah demikian maka produk inovasi tersebut tinggal menunggu waktu untuk dimuseumkan, seperti pesawat N-250 si Gatot Kaca,” imbuh mantan Sekretaris Kementerian Riset dan Teknologi era Presiden SBY ini.
Mulyanto menambahkan Pemerintah punya kewajiban untuk mendorong tumbuh-kembangnya riset dan inovasi nasional agar bangsa ini dapat maju dan mandiri, sehingga tidak melulu menggantungkan diri pada ekspor sumber daya alam yang menipis serta ketergantungan pada produk impor.
Salah satu caranya adalah melalui goverment procurement (pembelian pemerintah). Langkah ini adalah strategi sekaligus insentif di sisi permintaan, agar ada jaminan pasar bagi produk inovasi, sehingga produk tersebut layak diproduksi secara ekonomis.
“Menurut saya ini momen yang tepat untuk mendorong lahirnya inovasi teknologi tepat guna. Di satu sisi masyarakat perlu banyak produk inovasi dalam menanggulangi pandemi Covid-19, di sisi lain peneliti juga dapat mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam menghasilkan karya-karya terbaik, serta ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi. Syukur-syukur dapat menjadi produk ekspor.
Untuk itu diperlukan peran Pemerintah dalam memfasilitasi lahirnya inovasi berkualitas yang dibutuhkan masyarakat,” tandas Mulyanto.